I.
TEORI TENTANG BENTUK SEDIAAN
Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua reaksi atau lebih
obat-obattan dan menimbulkan ketidak cocokan dan ketidak sesuaian (Anonim,
1995). Inkompatibilitas ada 4 macam yaitu (Syamsuni, 2006) :
1. Inkompatibilitas Fisika
Inkompatibilitas
fisika adalah terjadinya perubahan-perubahan
yang tidak di inginkan pada pencampuran dua
obat atau lebih tanpa ada perubahan susunan kimianya.
2. Inkompatibilitas Kimia
Inkompatibilitas
kimia adalah perubahan-perubahan
yang terjadi karena timbulnya reaksi-reaksi
kimia pada waktu mencampurkan bahan-bahan obat.
3. Inkompatibilitas Farmasetik
Inkompatibilitas farmasetik adalah
kondisi dimana bahan-bahan obat (bahan aktif maupun bahan tambahan) tidak dapat
dicampurkan untuk menghasilkan “Pharmaceutically”
alegant dosage from, karena adanya
inkompatibilitas fisika dan kimia.
4.
Inkompatibilitas
Terapetik
Inkompatibilitas terapetik
adalah dimana bila obat yang satu dicampur atau dikombinasikan dengan obat lain
akan mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa sehingga sifat kerjanya
dalam tubuh berkurang dari yang diharapkan.
Collyrium
adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, isotonis, digunakan untuk
membersihkan mata, dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet (FN Edisi II, 1978). Adapun syarat collyrium yaitu (Anief, 2000) :
1. Steril
Dengan
cara sterilisasi uap, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas, sterilisasi
dengan radiasi ion, sterilisasi dengan penyaringan, sterilisasi dengan cara aseptis.
2. Jernih
dan bebas zat asing
agar
collyrium bebas dari partikel asing, maka larutan harus disaring, sehingga pada
pembuatan larutan jumlah bahan diberi kelebihan 5 – 10 ml untuk membasahi
kertas saring.
3. Isotonis
Larutan
dikatakan isotonis jika:
a.
Mempunyai
tekanan osmotis sama dengan tekanan osmotis cairan tubuh (darah, cairan lumbal,
air mata) yang nilainya sama dengan tekanan osmotis larutan NaCl 0,9 % b/v
b.
Mempunyai titik beku
sama dengan titik beku cairan tubuh, yaitu 0°C
- 52°C. Jika
larutan mempunyai tekanan osmotis lebih besar dari larutan NaCl 0,9 % b/v,
disebut “Hipertonis”, jika lebih kecil dari
larutan NaCl 0,9 % b/v
disebut “Hipotonis”
Lotio adalah sediaan cair berupa suspensi atau
dispersi, digunakan sebagai
obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan
bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe m/a dengan surfaktan yang cocok.
Dapat ditambahkan zat warna, zat pengawet dan pewangi yang cocok (FI Edisi III, 1979). Lotion dapat
diaplikasikan ke kulit dengan kandungan obat/agen yang berfungsi sebagai
(Anief, 2000) :
1. Antibiotik
2. Antiseptik
3. Anti
jamur (anti fungi)
4. Kortikosteroid
5. Anti-
jerawat
6. Menenangkan,
smoothing (pelembut), pelembab atau agen pelindung (seperti calamine)
7. Pijat
8. Memperbaiki
kulit (estetika),
Selain penggunaan untuk
medis, lotion banyak digunakan untuk perawatan kulit serta kosmetik.
II.
MATERI PRAKTIKUM
II.1 Menyalin Resep
Resep 9:
dr. Herniati
SIP:
2890/SIP/2000
Jl. Farmasiana
no. 10 Kendari
Telepon : 12345
|
||
![]()
Asam Borat 1,00 gram
Aquadest ad
1000 ml
S.Collyrium
Pro: Andi (12 tahun)
|
Keterangan:
Singkatan
|
Kepanjangan
|
Arti
|
R/
|
Recipe
|
Resep
|
Ad
|
Ad
|
Sampai
|
Collyrium
|
Collyrium
|
Obat cuci mata
|
S
|
Signa
|
Tandai
|
Pro
|
Pronum
|
Untuk
|
II.2 Skrinning Resep 9
II.2.1 Skrinning administrasi
Bagian Resep
|
Kelengkapan
|
Ada
|
Tidak ada
|
Keterangan
|
||
Inscriptio
|
Nama dokter
|
ü
|
|
dr. Herniati
|
||
Alamat dokter
|
ü
|
|
Jl.Farmasiana
No.10, Kendari
|
|||
SIP
|
ü
|
|
SIP:2890/SIP/2000
|
|||
No. Telp.
|
ü
|
|
Telp
: 12345
|
|||
Tempat dan tanggal pembuatan resep
|
ü
|
|
Kendari,
20 November 2015
|
|||
Prescriptio
|
Nama dan jumlah obat
|
ü
|
|
Zinci Sulfat 0,40 gram,
Asam Borat 1,00 gram, Aquadest
ad 100 ml
|
||
Bentuk sediaan
|
ü
|
|
S.Collyrium
(Obat
Cuci Mata)
|
|||
Signature
|
Nama pasien
|
ü
|
|
Andi
|
||
Alamat pasien
|
|
ü
|
Tidak tercantum
(Jl.Jati no.1
Kendari)
|
|||
Umur
|
ü
|
|
10 Tahun
|
|||
No. Telp.
|
|
ü
|
Tidak tercantum
(0401-29874846)
|
|||
Aturan pakai
|
|
ü
|
Tidak tercantum
(2 x sehari)
|
|||
Subcriptio
|
Paraf dokter
|
|
ü
|
Tidak tercantum
![]() |
||
II.2.2 Skrinning farmasetika
Bentuk sediaan yaitu Collyrium.
Pada resep tertera campuran Zinci Sulfat 0,40 gram, Asam Borat 1,00 gram dan
Aquadest ad 1000 ml. Campuran obat ini digerus hingga homogen dalam lumpang.
Khasiat Zinci Sulfat sebagai adstringen. Asam Borat sebagai antiseptikum ekstern.
Dan Aquadest sebagai pelarut. Sediaan dibuat dalam bentuk sediaan Collyrium
(obat cuci mata).
II.3 URAIAN BAHAN
1.
Seng Sulfat (Dirjen Pom, 1979; 637)
Nama resmi :
ZINCI SULFAS
Nama lain :
Seng Sulfat
BM/RM :
278,54 / ZnS04 7 H2O
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol ( 95 % ) P, mudah larut dalam gliserol P
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur, tidak berbau, rasa sepat mirip logam, sedikit merapuh
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Sebagai adstringen
2.
Asam Borat
(Dirjen Pom, 1979; 49)
Nama resmi :ACIDUM BORICUM
Sinonim :Asam borat, Borax
RM/BM :C8H9O4/180,16
Pemerian :Hablur, serbuk hablur putih atau
sisik mengkilap tidak berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak asam dan pahit
kemudian manis.
Kelarutan :Larut dalam
20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16
bagian etanol (95%) p dan dalam 5 bagian gliserol p.
Penyimpanan :Dalam
wadah tertutup baik
Khasiat :Antiseptikum
ekstern
3.
Aquadest (Dirjen POM, 1979; 96)
Nama resmi :
AQUA DESTILLATA
Nama lain :
Air Suling
Pemerian :
cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat :
Sebagai pelarut
III.
PENIMBANGAN BAHAN
1. Zinci Sulfat = 0,40
gram : 4 gram = 0,1 gram
2. Asam Borat = 1 gram : 4
gram = 0,25 gram
3. Aquadest ad 1000 gram
= 1000 gram –
(0,1 gram + 0,25 gram)
= 1000 gram –
0,35 gramn
=
998,6 gram : 4 gram = 249,9 gram
= 250 ml
Tabel :
No.
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Zinci
Sulfat
|
0,1
gram
|
2.
|
Asam
Borat
|
0,25
gram
|
3.
|
Aquadest
|
250 Ml
|
IV.
CARA PEMBUATAN RESEP
Adapun
cara kerja dalam praktikum kali ini yaitu (Jastria, 2017) :
Resep 9
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Ditimbang
masing – masing bahan
3. Dimasukkan
Zink Sulfat kedalam mortir I, digerus hingga homogen
4. Dimasukkan
Asam Borat kedalam mortir II, kemudian dilarutkan dengan Aquadest
5. Dimasukkan
mortir I kedalam mortir II, kemudian di gerus hingga homogen
6. Dimasukkan
kedalam wadah yang telah di kalibrasi, kemudian di beri etiket biru
V.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
kami membuat sediaan collyrium. Collyrium (obat
cuci mata) adalah sediaan berupa larutan steril,
jernih, bebas pirogen, isotonis digunakan untuk membersihkan mata. Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan sediaan Collyrium dan
apakah sediaan yang dibuat mengalami inkompatibilitas. Pada pembuatan sediaan
kali ini terjadi inkompatibilitas antara Zinci Sulfat dengan Asam borat dimana
setelah bereaksi akan terjadi kekeruhan.
Terjadinya kekeruhan termasuk dalam inkompatibilitas kimia, sehingga
solusi yang dilakukan adalah dengan
cara digerus terpisah antara Zinci
Sulfat dan Asam Borat.
Untuk pertama – tama
disiapkan alat : timbangan, anak timbangan, gelas ukur, wadah, alat tulis,
mortir dan stemper. Bahan yang digunakan adalah Zinci Sulfat 0,1 gram, Asam
Borat 0,25 gram dan Aquadest 250 ml.
Pertama – tama
ditimbang semua bahan, Zinci Sulfat dimasukkan dalam mortir I ditambahkan 100
ml Aquadest digerus ad homogen, dimasukkan Asam Borat dalam mortir II di
tambahkan 100 ml Aquadest digerus ad halus dan homogen, dimasukkan mortir II ke
dalam mortir I, digerus hingga homogen,
dimasukkan ke dalam botol yang telah dikalibrasi, ditambahkan sisa
Aquadest kemudian gojog
hingga homogen, pada botol di beri etiket biru.
Khasiat dari bahan –
bahan dasar sediaan tersebut adalah Zinci Sulfat sebagai astringends, Asam
Borat sebagai antiseptikum ekstern dan Aquadest sebagai
pelarut. Dari khasiat bahan – bahan tersebut dapat disimpulkan pasien mengalami
iritasi pada mata sehingga membutuhkan obat cuci mata.Resep ini diberikan untuk pasien bernama Andi usia 10
tahun dengan pemakaian 2 x sehari.
VI.
COPY
RESEP DAN ETIKET
VI.1 Copy Resep
Resep
9 :
APOTEK
MALAYA
(Mandala
Waluya)
Jl. A. H. Nasution, Kec. Kambu, Kota Kendari
Apoteker : Nina Sunirna, Apt.
No. SIPA : 15/ DKK/ VI/ 2016/ 006
|
|||||||
COPY RESEP
No. Resep : 09
Nama Dokter : dr. Harniati
Tanggal Penulisan
: Kendari, 20 November 2015
Tanggal Pembuatan
: Kendari, 20 November 2015
Nama Pasien : Andi
Umur Pasien : 10 Tahun
![]()
Asam Borat 1,00 gram
Aquadest
ad 1000 ml
![]()
![]()
Apoteker
|
VI.2
ETIKET
APOTEK
MALAYA
(Mandala Waluya)
Jl. A. H. Nasution, Kec.
Kambu, Kota Kendari
Apoteker : Nina Sunirna,
Apt.
No. SIPA : 15/
DKK/ VI/ 2016/ 006
|
No : 09 Kendari,11 November 2015
Nama: Andi (10 tahun)
2 × Sehari
Di bilas pada
mata
OBAT
LUAR
|
II. MATERI PRAKTIKUM
II.1 Menyalin Resep
Resep 12:
dr. Handayani
SIP: 2990/SIP/2009
Jl. Melati no. 80 Kendari
Telepon : 12345
|
||
![]()
ZnO 5 gram
Gliserin 9 gram
Talk 8 gram
m.f.lotio ad
60 gram
s.u.e
Pro: Rini (20 tahun)
|
Keterangan:
Singkatan
|
Kepanjangan
|
Arti
|
R/
|
Recipe
|
Resep
|
m.f.lotio
|
Misce fac lotio
|
Campur dan buatlah lotio
|
s.u.e
|
Signa usus externus
|
Tandai dipakai untuk luar
|
Pro
|
Pronum
|
Untuk
|
II.2
Skrinning Resep 12
II.2.1 Skrinning
administrasi
Bagian Resep
|
Kelengkapan
|
Ada
|
Tidak Ada
|
Keterangan
|
Inscriptio
|
Nama dokter
|
ü
|
|
dr. Handayani
|
Alamat dokter
|
ü
|
|
Jl. Melati no. 80 Kendari
|
|
SIP
|
ü
|
|
SIP:2990/SIP/2009
|
|
No. Telp.
|
|
ü
|
Telp : 12345
|
|
Tempat dan tanggal pembuatan resep
|
ü
|
|
Kendari,
28 Februari 2015
|
|
Prescriptio
|
Nama dan jumlah obat
|
ü
|
|
Asam Salisilat 2 gram, ZnO 5 gram,
Gliserin 9 gram,
Talk 8 gram
|
Bentuk sediaan
|
ü
|
|
Lotio
|
|
Signature
|
Nama pasien
|
ü
|
|
Rini
|
Alamat pasien
|
|
ü
|
Tidak tercantum
(Jl. Jati no.1 Kendari)
|
|
Umur
|
ü
|
|
20 Tahun
|
|
No. Telp.
|
|
ü
|
Tidak tercantum (0401-29874846)
|
|
Aturan pakai
|
ü
|
|
3
![]() |
|
Subcriptio
|
Paraf dokter
|
|
ü
|
Tidak tercantum
![]() |
II.2.2 Skrinning
farmasetika
Bentuk sediaan yaitu Lotio.
Pada resep tertera campuran Asam Salisilat 2 gram, ZnO 5 gram, Gliserin 9 gram
dan Talk 8 gram. Campuran obat ini digerus hingga homogen dalam lumpang. Asam
salisilat sebagai keratolitikum, antifungi. ZnO sebagai antiseptik local. Gliserin sebagai pelarut (pengental), dan Talk sebagai
zat tambahan (glidant dan lubrikan).
II.3
URAIAN BAHAN
1.
Asam Salisilat (Ditjen POM, 1979; 56)
Nama resmi : ACIDUM
SALICYLICUM
Nama lain : Asam salisilat
Kelarutan : larut dalam
550 bagian air dalam 4 bagian etanol; mudah larut dalam kloroform dalam eter
. larutan dalam larutan ammonium asetat .kalium sitrat dan natrium sitrat
Pemerian : hablur ringan tidak berwarna /
serbuk hablur putih, hampir tidak berbau, rasa manis dan tajam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Keratolitikum,antifungi
2.
ZnO (Ditjen POM 1979; 636)
Nama resmi :
ZINCI OXYDUM
Nama lain : Seng
oksida
Kelarutan : Praktis tidak
larut dalam air dan etanol (95%); larutan dalam asam mineral encer dan dalam
larutan alkali hidroksida
Pemerian :
serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau tidak
berasa, lambat laun menyerap karbon dioksida dari daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Sebagai antiseptik
local
3.
Gliserin
(Ditjen Pom, 1979; 271)
Nama resmi : GLYCEROLUM
Nama lain :
Gliserin
Pemerian : cairan
seperti sirop; jernih, tidak berwarna tidak
berbau; manis diikuti rasa hangat, Higroskopik, jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang
tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20o
Kelarutan : dapat campur dengan air, dan dengan
etanol (95%) p; praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan dalam minyak kelapa
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Khasiat :
Zat tambahan (pengental)
4.
Talk (Ditjen POM, 1979; 591)
Nama resmi : TALCUM
Nama sinonim : Talk
Pemerian :
serbuk hablur,sangat halus licin, mudah melekat pada kulit; bebas dari butiran,warna putih atau putih kelabu.
Kelarutan : tidak larut
dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan (glidant dan lubrikan)
III. PENIMBANGAN BAHAN
1.
Asam Salisilat = 2 gram
2. Seng
Oksida (ZnO) = 5 gram
3. Talk =
8 Gram
4. Gliserin
ad 60 gram
=
60 gram – (2 gram + 5 gram + 8 gram)
=
60 gram – 15 gram
=
45 gram = 45 ml
Tabel:
No.
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Asam
Salisilat
|
2
gram
|
2.
|
ZnO
|
5
gram
|
3.
|
Talk
|
8
gram
|
4.
|
Gliserin
|
45 ml
|
IV. CARA
PEMBUATAN RESEP
Adapun
cara kerja dalam praktikum kali ini yaitu (Jastria, 2017) :
Resep 12
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Ditimbang
masing – masing bahan
3. Dimasukkan
Asam Salisilat kedalam mortir I, dilarutkan dengan Spiritus dilutus
4. Dimasukkan separuh talk ke dalam mortir, digerus
hingga halus dan homogen
5. Dimasukkan
Seng Oksida ke dalam
mortir II, ditambahkan sisa Talk, digerus hingga halus dan homogen
6. Dimasukkan
isi dari mortir II kedalam mortir I, digerus hingga homogen. Ditambahkan
Gliserin sedikit demi sedikit, digerus hingga homogen
7. Dimasukkan
kedalam wadah, lalu diberi etiket biru
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
kami membuat sediaan lotio. Lotio adalah sediaan cair berupa suspensi atau
dispersi, digunakan sebagai
obat luar. Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan sediaan lotio dan apakah
sediaan yang dibuat mengalami inkompatibilitas. Pada pembuatan sediaan kali ini terjadi inkompatibilitas antara Asam Salisilat dengan Seng Oksida
dimana setelah bereaksi akan membentuk
endapan seperti semen. Pembentukan endapan ini termasuk dalam inkompatibilitas
secara kimia. Sehingga solusi
yang dilakukan adalah dengan cara digerus terpisah antara Asam Salisilat dan Seng Oksida.
Untuk pertama – tama
disiapkan alat : timbangan, anak timbangan, pipet tetes, gelas ukur, wadah,
alat tulis, mortir dan stemper. Bhan yang digunakan adalah Asam Salisilat 2
gram, Seng Oksida (ZnO) 5 gram, Gliserin 45 ml, dan Talk 8 gram.
Untuk pertama – pertama
ditimbang semua bahan, Asam Salisilat dimasukkan dalam mortir I ditetesi dengan
Spiritus dilutus secukupnya digerus hingga halus dan homogen, ditambahkan
sebagian Talk digerus hingga halus dan homogen, dimasukkan Seng Oksida dalam
mortir II ditambahkan sisa Talk digerus hingga halus dan homogen, dituang isi
mortir II ke mortir I digerus hingga halus dan homogen, di tambahkan Gliserin
sedikit demi sedikit digerus hingga halus dan homogen. Dimasukkan dalam wadah,
diberi etiket biru
Khasiat dari bahan –
bahan dasar sediaan tersebut adalah Asam Salisilat sebagai keratolitikum, anti
fungi, Seng Oksida sebagai anti infeksi, iritasi kulit, Gliserin sebagai zat
tambahan atau pengental, dan Talk sebagai zat
tambahan (glidant dan lubrikan). Dari khasiat bahan –
bahan tersebut dapat disimpulkan pasien mengalami iritasi pada kulit yang di
sebabkan jamur sehingga membutuhkan lotio. Resep ini dibuat dalam
bentuk sediaan lotio dan diperuntukkan kepada pasien bernama Rini berumur 20
tahun. Sediaan sebagai obat biang keringat dan gatal-gatal yang digunakan 2 x sehari.
VI. COPY RESEP
VI.1
Copy Resep
Resep
12:
APOTEK
MALAYA
(Mandala
Waluya)
Jl. A. H. Nasution, Kec. Kambu, Kota Kendari
Apoteker : Nina Sunirna, Apt.
No. SIPA : 15/ DKK/ VI/ 2016/ 006
|
||||||||||||
COPY RESEP
No. Resep : 12
Nama Dokter : dr. Handayani
Tanggal Penulisan
: 28 Februari 2015
Tanggal Pembuatan
: 28 Februari 2015
Nama Pasien : Rini
Umur Pasien : 20 Tahun
![]()
ZnO 5 gram
Gliserin 9 gram
Talk 8 gram
m.f.lotio ad 60 gram
![]()
Kendari, 28 Februari 2015
Apoteker
|
VI.2
ETIKET
APOTEK
MALAYA
(Mandala Waluya)
Jl. A. H. Nasution, Kec.
Kambu, Kota Kendari
Apoteker : Nina Sunirna,
Apt.
No. SIPA : 15/
DKK/ VI/ 2016/ 006
|
No : 12
Kendari, 28 Februari 2015
Nama: Rini (20 tahun)
2 x Sehari
Di oleskan pada
kulit yang iritasi
OBAT LUAR
|
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2000. Ilmu
Meracik Obat Teori dan Praktek. Cetakan Ke-9. Yogyakarta :Gadjah Mada
Univ.Press
Depkes RI, 1978;Formularium
Nasional.Edisi II: Jakarta.
Depkes RI, 1979; Farmakope
Indonesia Edisi III. Dirjen POM: Jakarta.
Pusmarani. Jastria, 2017; Petunjuk Praktikum Farmasetika II. STIIKES MW: Kendari.
Syamsuni, 2006. Ilmu
Resep. Buku Kedokteran. EGC: Jakarta
Maaf. . Saya mau tanya itu di penimbangan bahan semuanya dibagi 4 gram itu darimana ya? Terimakasih
BalasHapusYang resep 9 collyrium
Hapus